Humas Pemprov Akan Ekspos Berita Tanggap Kabut Asap akibat Karhutla di Sumsel

PALEMBANG, SIMBUR – Setelah mendapat teguran keras dari Gubernur Herman Deru, Bagian Humas Setda Pemprov Sumsel mulai merespons dan tanggap terhadap pemberitaan kabut asap. Meski demikian, bagian sekretariat daerah yang segera menerapkan nomenklatur sebagai pelayan komunikasi pimpinan itu membiarkan satgas karhutla bekerja lebih dahulu di lapangan, baru beritanya akan disiarkan.

Kabag Humas Setda Pemprov Sumsel, Leo Efriansyah mengatakan, pihaknya akan mengekspos kerja nyata tim Satgas Karhutla. “Kami beritakan (siarkan) terus kalau mereka (tim satgas) ini (bekerja). Tapi biarkanlah mereka bekerja dahulu. Sekarang mereka tetap totalitas di lapangan. Kami (akan) ekspos (siarkan),” ujarnya dikonfirmasi Simbur, Jumat (13/9).

Leo menambahkan, Pemprov akan terus berusaha mengatasi karhutla beserta kabut asap yang menyelimuti Sumsel saat ini. “Pemerintah (Pemprov Sumsel) kan sedang berusaha mengatasi karhutla ini,” tegasnya.

Diketahui, bencana kabut asap akibat karhutla semakin mengkhawatirkan. Sementara, tim Satgas Karhutla bekerja siang-malam untuk memadamkan api. Karena itu, informasi dan pemberitaan semua pihak yang terus berjibaku memadamkan api dan mengatasi kabut asap, seperti satgas, dinas, dan relawan dapat disampaikan kepada publik. Hal itu bertujuan untuk memunculkan citra positif provinsi yang kini menjadi bulan-bulanan media asing akibat bencana kabut asap.

Sebelumnya, Gubernur Herman Deru menegaskan agar Humas Setda Pemprov Sumsel harus tanggap dan meningkatkan respons pemberitaan kabut asap di media massa. “Perlu ditingkatkan. Jadi imbauanlah. Artinya perlu mencegah jangan sampai meluas. Itukan berkutat di kabupaten-kabupaten itulah. Kedua, jika itu sudah berdampak luas, jangan sampai menjangkiti (menjadi) penyakit sperti ISPA. Isu (berita asap) sudah internasional, sudah antarnegara ini,” ungkap Gubernur seraya menambahkan, kebetulan Sumsel mempunyai 1,4 juta lahan rawa. “Tentu tidak bisa dibandingkan dengan provinsi lain yang tidak ada lahan rawanya,” tegasnya.

Masih kata Gubernur, masyarakat juga harus tahu bahwa pemerintah bukan kurang upaya untuk memadamkan api. “Jangankan masyarakat, saya juga terganggu dengan asap itu. Artinya, semakin giat kalau semakin banyak luas yang dipatroli setiap hari,” ungkap Herman Deru.

Dirinya mengatakan, Pemprov Sumsel memang keterbatasan alat. Makanya dilakukan pencegahan itu. Menurut Gubernur, sejumlah 1.450 lebih petugas di bawah Satgas terkadang tidak mampu khususnya di daerah potensi karhutla yang banyak lahan gambutnya. “Rencana kami akan minta (bantuan) helikopter lagi. Kemarin dikasih tujuh ternyata masih kurang,” lanjutnya sembari menambahkan, Pemprov Sumsel akan mengantisipasi dengan pangalokasian dana yang proporsional.(dfn)