Libatkan Tokoh Masyarakat Daerah dalam Sosialisasi Pencegahan Covid-19

# Sumsel Siap Kirim Tim Jemput Alat Rapid Test di Pusat

PALEMBANG, SIMBUR – Upaya pencegahan penyebaran Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) tidak bisa hanya mengandalkan komponen kesehatan semata. Karena itu, Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo meminta pemerintah daerah bekerja sama dengan semua komponen masyarakat seperti tokoh agama, budayawan, pemuda dan lainnya. Dengan menggunakan bahasa daerah yang mudah dimengerti agar program dan sosialisasi dari pusat bisa sampai ke daerah.

“Banyak masyarakat lebih mendengar pesan dari mereka. Jadi kami harap kepatuhan untuk disiplin diri lahir bukan karena ketakutan tapi atas kesadaran sendiri,” jelas Doni Monardo, saat Rapat Koordinasi Operasi Percepatan Penanganan Covid-19 melalui video conference, Sabtu (2/5).

Menurut Doni, upaya pencegahan sangat penting karena cukup sulit jika hanya mengandalkan sistem kesehatan. Contohnya, keberadaan dokter spesialis paru yang sangat minim jumlahnya, sekitar 1: 1,2 juta penduduk. Begitu juga ketersediaan tempat tidur. Terkait ketersediaan APD dan sejenisnya, Doni mengatakan sejauh ini sudah banyak yang mereka diatribusikan ke daerah. Seperti misalnya APD yang mencapai 1,6 juta, kemudian rapid tes yang hampir mencapai 1 juta juga sudah disebar ke berbagai daerah.

” Walaupun rapid tes ada kekurangan dan biayanya tinggi tapi ini bisa memberi rasa percaya diri masyarakat. Ini akan tetap kami lakukan selama stok mendukung, begitu juga APD,” jelasnya.

Doni juga mengimbau soal adanya data yang kurang sinkron antara pengiriman pusat dengan daerah soal penerimaan baik APD dan rapid tes. “Jangan sampai kelak perbedaan ini menjadi temuan. Saya minta petugas logistik cek itu,” tandasnya.

Sementara, Gubernur Sumsel Herman Deru mengajukan penambahan bantuan rapid test ke pusat untuk Sumsel. Usulan tersebut langsung direspons. Gubernur tak menyia-nyiakan kesempatan tersebut dengan mengirimkan petugas untuk langsung melakukan jemput bola ke pusat. “Kami tidak minta banyak. Kalau rapid test masih ada di pusat, kami minta ke pak Doni Monardo kirim ke sini. Bila perlu kami jemput,” jelasnya.

Selain meminta tambahan bantuan rapid test, Gubernur juga menjelaskan soal kesiapan Pemprov Sumsel yang sangat maksimal untuk mencegah penyebaran Covid-19. Bukan hanya menyediakan 1.000 kamar sebagai tempat isolasi ODP di Wisma Atlet Jakabaring. Untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, Pemprov Sumsel juga telah menyalurkan bantuan APD kepada petugas pemakaman di Sumsel. Dengan cara ini diharapkannya tidak akan terjadi penolakan jenazah di Sumsel.

Menurut dia, sejauh ini kesadaran masyarakat untuk melakukan isolasi sangat tinggi. Bukan hanya dari kalangan masyarakat umum, para pelajar yang pulang mondok pesantren dari Pulau Jawa juga sangat kooperatif menjalani screening di ODP center demi memutus mata rantai Covid di Sumsel. “Kami sediakan kamar setara hotel, makan yang cukup dan kegiatan senam bagi ODP. Begitu juga untuk tenaga medis, Pemprov Sumsel menyiapkan hotel kebanggaan daerah Swarna Dwipa untuk mereka beristirahat,” jelasnya.

Mengenai jumlah kasus yang mencapai 156, kata Deru, tak lain karena animo masyarakat yang memeriksakan diri ke laboratorium sangat tinggi. Setelah terkonfirmasi positif mereka lebih cepat diisolasi agar tidak menularkan kepada warga lain.

Kebetulan laboratorium BBLK yang membawahi lima provinsi yakni Bangka Belitung, Jambi, Bengkulu dan Lampung di Sumbagsel terletak di Sumsel sehingga pengecekan sampel menjadi lebih cepat. “Karena itu sampel cepat diterima. Saran saya untuk di provinsi yang sudah ada lab seperti ini, sebaiknya diberikan kewenangan juga untuk melakukan pemeriksaan lab juga,” tandasnya.

Selain Gubernur, Kapolda Sumsel dan Sekda Sumsel, hadir juga mendampingi, Danrem O44 Gapo Kolonel Arm Jauhari Agus Suraji, Danlanal Palembang Letnan Kolonel Laut (P) Saryanto, Kepala BPBD Sumsel Iriansyah, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sumsel Dra Lesty Nurainy.(kbs)