Empat Langkah Strategis Perusahaan Hadapi Lima Perubahan saat New Normal

JAKARTA, SIMBUR – Pandemi Covid-19 telah mengubah tatanan kehidupan manusia hingga ke hal yang paling mendasar sebagai makhluk sosial. Manusia tidak bisa beraktivitas normal seperti dulu lagi; menjaga jarak, mengenakan alat pelindung seperti masker dan bekerja dari rumah kini menjadi hal lumrah.

Perubahan tersebut juga membawa dampak yang sangat besar pada perekonomian tanah air. Setidaknya sudah empat bulan lebih sektor bisnis dan industri terhenti. Beberapa aspek kehidupan akan berubah secara permanen, kehidupan pribadi maupun sosial termasuk bekerja, secara fundamental akan mengalami pergeseran. Hal inilah yang penting direspon oleh perusahaan agar dapat bertahan dan mengatasi tantangan pandemi.

Ichsan Adiwidjaya, Director Accenture di Indonesia mengatakan, dampak dari pandemi ini akan berlangsung hingga beberapa tahun kedepan. “Untuk itu, apapun bisnis dan bagaimanapun operasionalnya, sangat penting untuk berkomitmen melakukan audit pengalaman yang berkelanjutan berdasarkan perubahan atau tren yang terjadi,” jelasnya.

Accenture melakukan desk review dari data-data global antara lain World Economic Forum yang menghasilkan konsep lima perubahan mendasar atau tren yang terjadi selama pandemi Covid-19. Pertama, tingkat kepercayaan. Konsumen akan semakin waspada dalam membeli produk dan jasa. Implikasinya, perusahaan harus mengubah produk atau layanannya menjadi lebih aman, sehat dan bersih. Kedua, semua serba virtual. Physical distancing mendorong masyarakat menggunakan teknologi virtual sebagai pengganti pertemuan tatap muka. Implikasinya, perusahaan harus mengubah cara berinterkasi dengan konsumen dan juga karyawannnya secara virtual.

Ketiga, ada komponen kesehatan dalam setiap bisnis. Implikasinya, perusahaan harus menerapkan protokol kesehatan dalam operasional perusahaan serta menciptakan fitur-fitur kesehatan yang dapat meyakinkan konsumen dan masyarakat. Keempat, kembali ke lingkungan rumah. Perusahaan harus jeli melihat kebutuhan karyawan dan konsumen di rumah dan bagaimana dampaknya terhadap pola hidup (termasuk bekerja) dan konsumsi. Kelima, kembalinya figur otoritas. Pemerintah berperan penting sebagai figur otoritas sentral. Implikasinya, Pemerintah dan perusahaan sangat berperan dalam menentukan maupun menganjurkan pola hidup dan kerja untuk kepentingan bersama.

Ichsan menambahkan, dibutuhkan langkah strategis untuk beradaptasi dan berinovasi agar perusahaan mampu mengatasi tantangan saat ini. “Untuk itu perusahaan perlu cermat dalam mengamati perubahan-perubahan mendasar pada manusia dan dampaknya terhadap bisnis serta operasional perusahaan,” ungkapnya.

Kelima perubahan tersebut merupakan kondisi yang tidak bisa dihindari, sehingga akan muncul pola pikir “online/digital first”, pemikiran yang mengaitkan semuanya agar bisa dilakukan secara virtual. Di tahun 2019, Social Data mencatat ada 56% dari penduduk Indonesia sudah menggunakan internet, dan dengan pandemi ini, data juga menunjukan adanya peningkatan sekitar 20-30%.

Dengan adanya pola pikir tersebut tentunya teknologi menjadi solusi dalam mengatasi tantangan perubahan sehingga perusahaan perlu menata ulang model bisnisnya. Accenture memproyeksikan setidaknya ada tiga teknologi yang akan berkembang, di antaranya Instrumen Kolaborasi [Collaboration Tools], Operasional Jarak Jauh [Remote Operation] dan Analitik Kinerja [Performance Analytics].

Budiono, Applied Intelligence Lead Accenture di Indonesia, menyampaikan, dengan menerapkan ketiga teknologi tersebut perusahaan akan mampu berinovasi. “Akibatnya, big data customer akan meningkat signifikan sehingga dibutuhkan dukungan teknologi cloud yang mumpuni. Hal terpenting lainnya adalah keamanan dan perlindungan data harus menjadi prioritas perusahaan,” jelasnya.

Dari hasil tinjauan terhadap perubahan mendasar yang terjadi selama masa pandemi COVID-19, Accenture merekomendasikan empat langkah strategis yang perlu dilakukan perusahaan dalam menyikapi perubahan perilaku konsumen, saat ini dan kedepannya.

Pertama, jadilah pendengar yang baik terhadap apa yang dialami konsumen dan karyawan, bagaimana prioritas dan kebutuhan mereka berubah. Kedua, cekatan dan tangkas. Ciptakan sistem yang dapat segera mengubah produk/layanan untuk mengantisipasi perubahan perilaku konsumen dan karyawan. Ketiga, belajar dari konsumen. Pelajarilah bagaimana konsumen (individu, keluarga maupun komunitas) berinovasi dalam mengatasi tantangan mereka. Keempat, lebih berani melakukan self-reflection terhadap merek/bisnis Anda, bagaimana relevansinya terhadap realita kehidupan yang baru dan lakukanlah langkah-langkah antisipasi dalam memosisikan merek/bisnis.(kbs/prnewswire)